You Are Visitor Number ::

Sabtu, 02 April 2011

ff- A Little Girl part 6

Diposting oleh Ritzki Wedanthi di 06.56
Malam Ryeowook tidak bisa tidur, mungkin efek rasa penasarannya yang masih meluap. Lama dipandanginya kamar Miky, berharap ada sesuatu yang bisa ditemukannya disana.

Bingo ! Ryeowook menemukan siluet bayangan yang aneh disana. Nampaknya seperti tumpukan barang yang dibiarkan menutupi lantai. Ryeowook mendesah kecewa mendapati barang tak berguna itu.

Namun dia tidak menyerah. Tetap diperhatikannya siluet itu. Lama-lama semakin jelas saja bayangan apa itu. Bayangan orang yang berbaring ! Jika dilihat dari ukurannya.. itu Miky !

Ya Tuhan..
Ryeowook terpekik pelan dan bergegas keluar dari rumahnya. Demi meyakinkan diri sendiri, bahwa penglihatannya salah. Itu bukan Miky, itu pasti boneka yang tergeletak sembarangan di kamarnya.

Masih seperti siang tadi, pintu rumah Miky keras sekali untuk bisa didobrak. Ryeowook harus berpikir dua kali agar bisa menemukan cara yang tepat. Untunglah matanya cepat menemukan seonggok kayu besar di pekarangan itu.

Tanpa menunggu lagi, Ryeowook memecahkan kaca jendela rumah Miky. Tidak dipedulikannya serpihan kaca yang menusuk kulit ketika dia menerobos masuk.

Ryeowook berlari cepat menaiki tangga, menuju kamar yang diduganya sebagai kamar Miky. Intuisinya bekerja. Dia membuka sembarang pintu kamar di depannya dan menyelinap masuk.Tangannya menggapai saklar lampu di dinding, ketika mendapati kamar yang dimasukinya gelap gulita.

Ruangan berubah terang, dan Ryeowook terkesiap menutup mulutnya. Benar yang dilihatnya, itu Miky. Dengan bibir membiru, dia terbujur kaku di lantai. Chocho ikut tergeletak di sampingnya.

“Miky, bangun. Ini Oppa.” Ryeowook menepuk pipi Miky yang terasa dingin itu. Tak ada respon, yang ada tangan Miky terkulai lemah di pangkuan Ryeowook.

Ryeowook menggeleng, menjernihkan isi kepalanya. Tidak, dia tidak boleh memikirkan hal terburuk dari semua ini.
~~~~~~
Ryeowook tidak bisa menahan air matanya lagi ketika mendengar penjelasan dokter. Miky sudah tiada. Tepatnya kemarin. Dokter menduga, Miky sempat terserang demam tinggi, namun tidak direspon. Dia dibiarkan begitu saja, ditambah dehidrasi yang parah.

Ryeowook meninju tembok di depannya, melampiaskan rasa kesal. Keluarga macam apa itu? Meninggalkan anaknya yang sakit sendirian di saat sakit. Mereka pikir Miky itu sekuat apa?

“Oppa jaga diri juga, semoga kita bisa bertemu lagi.” perkataan Miky terngiang di benak Ryeowook, membuatnya merinding.

Kita bertemu lagi, Miky. Tapi dalam keadaan yang berbeda. Kenapa tidak kau tepati janjimu? Tidak bisakah kau menunggu Oppa dulu? Jika waktu bisa diulang, Oppa bersumpah akan membawamu pergi dari rumah itu.

Dan sisa malam itu digunakan Ryeowook untuk menyalahkan keadaan.
~~~~~~
Ryeowook bersikeras mengurus pemakaman Miky sendiri. Pantang baginya menghubungi keluarga Miky yang tak jelas keberadaannya itu.

Semua benda milik Miky yang dianggap Ryeowook sebagai kenangan pun disimpannya. Terutama Chocho. Boneka yang belum lama menemani Miky itu, menjadi saksi bisu apa yang terjadi pada Miky. Andai dia bisa berbicara, Ryeowook akan menginterogasinya macam-macam.

Bunga di pekarangan yang selama ini dijaga Miky, ikut layu seiring berjalannya waktu. Dia merasakan sendiri kehilangan pemiliknya, dan memilih mati dibandingkan diurus oleh orang tak bertanggung jawab.

Tak ada lagi tawa ceria maupun keributan di rumah Miky. Semua merasa kehilangan, terutama Ryeowook. Tidak ada lagi yang menyapanya di pagi hari. Tidak ada lagi yang harus dijaganya dengan ekstra. Dan tidak ada lagi seorang gadis kecil yang harus dikhawatirkannya.

Akhirnya, Ryeowook memilih pindah lagi. Dia akan menyewa apartemen di dekat kampusnya. Bukannya ingin melupakan Miky, namun dia tidak bisa mengontrol kebenciannya bila teringat keluarga Miky. Dia harus memulai hidup baru.
~~~~~~
Berita utama sebuah koran menggemparkan rumah Ryeowook pagi-pagi. Ryeowook yang masih mengantuk berubah terbelalak ketika membaca isi berita itu.

Keluarga Miky ditemukan menjadi korban sebuah kecelakaan. Mobil yang mereka tumpangi masuk ke jurang dan meledak. Tidak ada yang selamat, semua tewas seketika. Keadaan paling parah menimpa Jean. Ah, Ryeowook sendiri tidak tega membacanya.

Bagai semilir angin, Ryeowook mendengar bisikan suara Miky. “Oppa tenang saja. Meskipun sendirian, aku yakin Tuhan selalu bersamaku.”

THE END

source : superjuniorff2010.wordpress.com

0 komentar:

Posting Komentar

 

RITZKI WEDANTHI II Copyright © 2011 Design by Ipietoon Blogger Template | Angry Birds Merchandise