You Are Visitor Number ::

Sabtu, 02 April 2011

ff- A Little Girl part 4

Diposting oleh Ritzki Wedanthi di 06.53
Miky tidak hentinya menangis sesegukan di pelukan Ryeowook. Ryeowook membawanya ke rumah, karena menurutnya di rumah Miky tidak aman.

“Sudah, jangan menangis lagi. Miky tidak salah. Dia yang salah.” Ryeowook menghibur Miky dengan mengelus rambut panjang Miky.

Miky mendongak menatap Ryeowook. Butiran air mata mengaburkan pandangannya. “Bukan begitu, Oppa. Aku kesal karena dia mengakui tugas itu miliknya. Padahal Oppa yang membantuku mengerjakannya. Otomatis tugas itu menjadi milik Oppa juga. Enak sekali dia mengaku macam-macam.” Miky mencurahkan semua kekesalannya.

“Sudah, yang penting Miky jujur kan pada ibu guru? Itu yang terpenting. Tidak usah pedulikan dia, oke?”

Miky mengangguk dan memeluk Ryeowook semakin erat. Baru disadari oleh Ryeowook beberapa menit kemudian bahwa Miky tertidur.

Ryeowook menggendong Miky ke tempat tidurnya. Kemudian menyelimutinya. Selanjutnya Ryeowook bingung harus melakukan apa. Dia tidak berpengalaman menghadapi anak kecil dalam keadaan seperti ini. Apalagi saat ini dia sendirian di rumah. Eomma dan adiknya sedang pergi keluar.

Jadilah kegiatan Ryeowook sekarang hanya memandangi Miky yang tertidur pulas. Wajah polos nan pucat itu ternodai beberapa lebam biru. Tidak jauh berbeda dengan tangannya, membekas cakaran maupun cubitan disana-sini. Kurang banyak kah penyiksaan yang diberikan pada anak serapuh ini?

Tidak kah mereka memikirkan perasaannya, mentalnya. Tidak sadarkah mereka bahwa Miky hanyalah seorang anak kecil yang membutuhkan kasih sayang? Bukan kekerasan maupun makian yang diterimanya selama ini.

Tidak bisa kah sedikit saja mereka mengubah pola pikir?
~~~~~~

Miky terbangun dan mendapati sesuatu menghalangi pandangannya. Sebuah boneka beruang kecil berwarna coklat. Miky mendekapnya erat, dalam sekejap jatuh hati pada boneka itu.

“Miky suka boneka itu? Oppa membelikannya beberapa hari yang lalu untuk Miky. Maaf baru sempat memberinya sekarang.” Ryeowook memberi penjelasan.

“Benar Oppa? Wah, terima kasih.” Miky memeluk boneka itu lagi. “Mulai sekarang namamu Chocho. Nama yang bagus kan?” Miky berbicara sendiri pada boneka itu. Membuat Ryeowook tertawa.

Perlahan didekatinya Miky seraya membawa segelas cokelat panas yang dibuatnya tadi. Miky mengambilnya dengan senyuman terima kasih.

“Oppa boleh bertanya pada Miky? Tapi Miky jawab yang jujur ya.” tanya Ryeowook hati-hati.

Miky membalasnya dengan tatapan jahil. “Aduh Oppa, jangan malu-malu begitu. Tanyakan saja.”

Ryeowook menatap Miky serius, dan dengan pelan melafalkan pertanyaannya. “Apa Miky tidak lelah terus disakiti oleh saudara sendiri? Apa tidak ada keinginan untuk memberontak? Atau mungkin membalasnya?”

Miky tersenyum kecil. Dia tidak mau memandang ke arah Ryeowook, malah ke Chocho si boneka. “Jawabanku panjang, Oppa.”

“Tidak apa-apa, ceritakan saja. Kita punya banyak waktu. Dan Oppa berjanji tidak akan mengganggu selama Miky berbicara.” bujuk Ryeowook.

Miky menghela nafas, dan binar di matanya berubah suram. “Miky selalu berpikir, bahwa Miky itu seperti boneka yang tidak bernyawa. Bukan boneka lucu seperti Chocho, tetapi boneka sebagai pelampiasan. Joon Oppa dan Jean Onnie tidak segan memukul Miky jika sedang iseng ataupun kekurangan kerjaan. Jean Onnie terutama, salah sedikit saja Miky akan merasakan akibatnya.” Miky meringis kecil.

“Miky ingin sekali melawan, Oppa. Bohong jika Miky bilang itu semua tidak sakit. Miky bahkan menangis dalam diam agar tidak ada yang mengetahuinya.”

Air mata mulai menuruni pipi Miky, membekaskan sebuah kesedihan.

“Tapi itulah, Oppa. Miky itu boneka bagi mereka. Miky tidak ada daya untuk melawan. Mereka jauh lebih besar, berdua pula. Miky tidak akan bisa menang jika melawan.”

Ryeowook menghapus air mata itu perlahan. “Lalu kenapa tidak Miky laporkan saja pada eomma? Eomma bisa menghukum mereka berdua.” tanyanya.

Miky menggeleng lemah. “Miky sudah sering melaporkannya pada eomma. Tapi ujung-ujungnya eomma selalu memarahi Miky. Eomma bilang Miky itu manja dan egois. Joon Oppa dan Jean Onnie itu hanya ingin mengajak Miky bermain, tapi Miky yang tidak peka.”

“Oppa melihat sendiri kan bagaimana pintarnya Jean Onnie mengambil hati eomma? Ditambah Joon Oppa, mereka menjadi anak kesayangan eomma. Sejahat dan sesalah apapun mereka pada Miky, tetap sah Miky yang bersalah.”

“Padahal eomma sering bertanya ketika melihat Miky murung. Namun jika Miky menjawab jujur, eomma pasti marah. Dari situ Miky tau, ucapan Miky itu layaknya angin lalu bagi eomma. Biarpun jujur bagaimana pun, tidak akan dipedulikan. Miky itu sudah dicap salah di mata eomma.”

Tangis Miky pecah. Dan dia memeluk Chocho untuk menenangkan diri.

“Miky selalu berpikir, untuk apa Miky ada disana? Miky pernah mencoba kabur namun ditahan eomma. Apa gunanya itu, Oppa? Jika akhirnya tak ada perlakuan baik untuk Miky.”

Ryeowook mengelus rambut Miky, dan menatapnya dalam. “Kalau begitu Miky tinggal disini saja, dengan Oppa. Kebetulan Oppa punya adik yang SD juga, jadi Miky ada teman. Bagaimana?” tawarnya.

Miky terdiam sejenak, kemudian menggeleng. “Maaf Oppa, tidak akan bisa. Eomma pasti akan memarahi Oppa habis-habisan.”

“Tapi..”

“Tidak apa-apa, Oppa. Sejahat apapun, mereka adalah keluarga Miky. Miky harus bersyukur masih memiliki keluarga. Iya kan?” senyum terlihat kembali di wajah Miky.

“Dan yang terpenting, sebanyak apapun orang yang jahat pada Miky, tetap ada orang yang akan selalu menyemangati Miky. Yaitu oppa.” Miky menghambur ke pelukan Ryeowook.

Ryeowook tertegun, menyesapi jawaban panjang yang diberikan Miky. Cara pikirnya dewasa, dampak beberapa hal tidak baik yang terus menimpanya. Masih tegakah mereka berbuat jahat jika mendengar jawaban Miky ini?
~~~~~~

Tengah malam, ketika Ryeowook bersiap tidur setelah mengerjakan tugas kuliahnya. Pandangannya tertuju pada jendela kamar Miky, yang berseberangan dengan kamarnya.

Siluet bayangan dari kamar Miky terlihat jelas. Pertengkaran heboh disana melibatkan pemain biasa. Miky, Joon dan Jean.

Jika tidak ingat ini sudah jam berapa, Ryeowook ingin mendobrak pintu rumah itu lalu membawa kabur Miky. Hatinya tidak bisa membayangkan bertambahnya luka di tubuh Miky.

~~~~~~

source : superjuniorff2010.wordpress.com

0 komentar:

Posting Komentar

 

RITZKI WEDANTHI II Copyright © 2011 Design by Ipietoon Blogger Template | Angry Birds Merchandise